Dari Ibnu Umar radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu 'alahi wa sallam bersabda,
الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لاَ يَظْلِمُهُ وَلاَ يُسْلِمُهُ وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ. (رواه البخاري ومسلم)
”Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Janganlah menzhaliminya dan jangan membiarkannya (tidak membela dan menolongnya). Dan barangsiapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantunya. Dan barangsiapa yang memberikan jalan keluar untuk kesulitan saudaranya, maka Allah akan memberikan jalan keluar bagi kesulitan-kesulitannya pada hari kiamat. Dan barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan tutupi aibnya pada hari kiamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Ini adalah hadits yang menakjubkan, darinya kita mengetahui sejauh mana perhatian Nabi terhadap masalah membantu orang lain dan mencintai kebaikan untuk mereka, sampai-sampai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap bahwa perbuatan apapun yang anda lakukan, baik berupa melepaskan salah satu kesulitan dari kesulitan-kesulitan duniawi seorang muslim, atau menutupi aibnya atau memenuhi kebutuhannya, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan kepada anda balasan yang berlipat ganda dari apa yang telah anda lakukan di dunia.
Mantan direktur Institut “Penyuluhan Kesehatan” di Amerika Serikat “Alan Lex” menegaskan bahwa membantu orang lain dapat membantu mengurangi tekanan saraf, yang mana bantuan seseorang kepada orang lain mengurangi pikirannya terhadap kesedihan-kesedihan dan masalah-masalah pribadinya, dan kemudian merasa nyaman secara psikologis.
0 komentar:
Posting Komentar